Sunday, December 25, 2016

PETINJU TERBAIK DI DUNIA DENGAN PUKULAN TINJU MEMATIKAN




Munculnya petinju Gennady "GGG'' Golovkin seperti memuaskan keinginan komunitas penggemar tinju akan munculnya petinju dengan pukulan keras dan selalu berusaha memukul jatuh lawannya.

Dua pekan lalu, Golovkin menang TKO atas David Lemieux, petinju yang sebenarnya bukan dari kelas ayam sayur. Petinju kelas menengah asal Kazakhstan ini melumpuhkan Limieux secara perlahan melalui pukulan-pukulannya yang keras ke bagian wajah dan tubuh lawannya.

Dalam sejarah olahraga ini, petinju berpukulan keras memang lebih ditakuti ketimbang petinju yang memiliki daya tahan pukulan. Prinsip "menyerang adalah pertahanan terbaik" diterapkan beberapa petinju untuk meneror lawannya sejak pertarungan belum dimulai.

Berikut lima petinju dengan pukulan terkeras dekade 1850-2000-an:

5. James J Jeffries
Petinju asal Burbank, AS, ini memiliki rekor hanya dalam 22 pertarungan. Pada masa Jeffries bertarung, olahraga tinju masih tidak dibatasi ronde dan masih tampil dengan kepalan terbuka tanpa sarung tangan.

Jeffries menghadapi juara dunia, Bob Fitzsimmons, dalam pertarungan 20 ronde. Namun, ia menghentikan lawannya di ronde ke-11, dan tampil sebagai juara dunia selama lima tahun.

Selama jadi juara dunia, Jeffries mengalahkan James J Corbett, Fitzsimmons, dan Jack Munroe. Ia mengundurkan diri pada 1904 dan kembali ke ring pada 1910. Ini pun karena permintaan komunitas kulit putih.

Dalam usia yang sudah lanjut dan berat badan berlebih, Jeffries kalah KO menghadapi petinju kulit hitam, Jack Johnson. Ia kalah KO di ronde ke-15.

4. Wilfredo Gomez
Petinju asal Puerto Riko ini menang KO dalam 32 pertarungan awal, setelah draw pada debutnya. Lawannya pun para petinju tangguh, termasuk juara dunia asal Korea, Yum Dong Kyum, serta petinju Jepang, Royal Kobayashi, yang dijatuhkannya pada ronde kedua.

Pertarungan terdahsyat Gomez adalah saat ia menghadapi petinju Meksiko, Carlos Zarate, yang memiliki rekor bertarung 55-0 pada 1978. Gomez memukul KO Zarate pada ronde ke-5. Rekornya akhirnya dipatahkan petinju Meksiko lainnya, Salvador Sanchez, yang memukul KO pada ronde ke-8 pada tahun 1981.

3. Sonny Liston
Sonny "Si Beruang" Liston adalah tipikal petinju kesukaan penggemar tinju. Ia bertarung tanpa banyak taktik dan hanya memukul untuk menjatuhkan lawan. Liston menyapu semua nama besar di kelas berat pada awal dekade 1960-an, termasuk Zora Folley, Cleveland Williams, dan juara dunia, Floyd Patterson. Semuanya dijatuhkan dengan KO.

Reputasi mengerikan Liston akhirnya jatuh di tangan petinju cerdik Cassius Clay alias Muhammad Ali. Ia memukul KO Liston dalam pertemuan pertama pada 1962, dan mengulanginya setahun kemudian.

2. George Foreman
George Foreman sama sekali tak diunggulkan saat menantang juara dunia Joe Frazier pada 1973. Ia merupakan underdog dengan pasar taruhan 1:3. Namun, petinju yang memiliki rekor bertarung saat itu 32-0 (29 KO) ini membuktikan bahwa dirinya bukan macan kertas.

Dalam pertarungan perebutan gelar juara dunia tersebut, Foreman menjatuhkan Frazier enam kali, dan membuat lawannya menyerah pada ronde ke-2.

Sebagai juara dunia, Foreman memukul habis lawan-lawannya, termasuk Joe Roman dan Ken Norton sebelum kalah KO ronde ke-8 saat menghadapi Muhammad Ali di Kinshasha, Zaire.

Foreman kembali ke atas ring pada dekade 1980-an. Pada 1994, ia keluar sebagai juara dunia setelah pukulannya yang keras menjatuhkan juara bertahan, Michael Moorer.

1. Mike Tyson
Sosok Mike Tyson dengan gaya bertarung yang brutal dan pukulannya yang keras adalah fenomena pada masa ketika tinju sudah menjadi show-biz yang besar. Petinju asal Catskill, New York, ini langsung menarik perhatian saat ia menjadi juara dunia termuda sepanjang sejarah tinju dengan memkul KO Trevor Berbick pada 1986.

Tahun 1986-1990 merupakan masa keemasan Tyson sehingga orang selalu berpikir bahwa petinju yang akan mengalahkan dia belum dilahirkan saat ini. Ia memukul jatuh Pinklon Thomas, Tyrell Biggs, Larry Holmes, Michael Spinks, hingga Frank Bruno dengan mudah.

Namun, bakat luar biasa Tyson akhirnya jatuh karena sikapnya yang tidak disiplin. Saat menghadapi petinju tak ternama, James "Buster" Douglas, Tyson mempersiapkan diri dengan asal-asalan dan tak mau berlatih. Akibatnya, ia dipukul KO, dan harus kehilangan gelar.
Read more at

0 comments:

Post a Comment