Wednesday, December 28, 2016

Pertempuran di Aleppo Kembali Berkobar


Pertempuran di Aleppo Kembali Berkobar

Pertempuran berlanjut di Aleppo walau gencatan senjata sudah disepakati Selasa malam. Pihak yang bertikai saling menuduh melanggar. Sementara itu evakuasi pemberontak Suriah dan warga sipil dari Aleppo tertunda.



Pertempuran di sekitar bagian timur Aleppo kembali berkobar. Militer Suriah dilaporkan memulai lagi gempuran ke kubu pemberontak, walau Selasa malam sudah disepakti gencatan senjata untuk memberi kesempatan kepada para "jihadis" dan keluarganya mengungsi dari Aleppo. Menteri luar negeri Rusia, Sergey Lavrov menuding pihak "pemberontak" melanggar kesepakatan gencatan senjata sementara yang telah disepakati.

Organisasi pemantau masalah hak asasi di Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, melaporkan, sebenarnya evakuasi sudah harus dimulai pukul tiga Rabu pagi, tapi tertunda. Disebutkan, penyebab penundaan adalah ketidaksesuaian pendapat antara Rusia dan pemerintah Suriah.

Gencatan senjata sementara


Sebuah sumber menyebutkan, dalam kesepakatan awal antara pemerintah Rusia dengan pemerintah Turki, disetujui evakuasi 2.000 pasukan pemberontak dan keluarganya dari Aleppo. Dalam perundingan Rusia jadi wakil pemerintah Suriah, dan pemerintah Turki, jadi perwakilan kaum pemberontak. Untuk itu disediakan lebih dari 30 bis untuk evakuasi kaum pemberontak yang didukung Turki ini. Tapi hari Rabu pagi, jumlah yang dituntut kaum pemberontak untuk dievakuasi menjadi 10,000 orang.



Akibatnya seluruh bis yang disiapkan tetap diparkir di balik garis demarkasi kawasan yang drebut kembali militer pemerintah Suriah. Skenario dari kesepakatan evakuasi itu, pemberontak dan keluarga mereka haurs mulai meninggalkan wilayah itu Rabu pagi. Pada saat bersamaan pasukan Suriah yang setia kepada presiden terus maju dan mengambil alih kekuasaan.

Yasser al-Youssef dari kelompok pemberontak Nurredin al Zinki menyatakan dalam wawancara dengan kantor berita AFP, "Sudah ada kesepakatan bahwa tahap pertama adalah evakuasi warga sipil dan semua orang yang cedera, selama beberapa jam. Setelah itu, pemberontak akan meninggalkan wilayah itu dengan senjata ringan."

Seorang pimpinan sebuahkelompok pemberontak mengatakan kepada Reuters, sekitar 50.000 warga sipil sudah menunggu untuk diungsikan. Lebih banyak lagi orang diperkirakan akan dipindahkan ke povinsi Idlib yang jadi salah satu kubu utama kaum pemberontak.

0 comments:

Post a Comment